Menjumpai Allah

21 July 2008 § 1 Comment


Dalam satu hadis qudsi, dikisahkan Allah berdialog dengan hambaNya. “Wahai manusia, aku pernah sakit, kenapa Kau tidak menjengukku? Aku pernah kelaparan, kenapa Kau tidak memberiKu makanan? Aku pernah kehausan, kenapa Kau tidak memberiKu minuman?”

Dengan bingung, hamba tersebut berkata, “Wahai Tuhanku, bagaimana aku bisa menemuimu dan menjengukMu, memberiMu makanan dan minuman, sedangkan Engkau adalah Tuhan semesta alam?!”

Lalu Allah SWT menjawab, “Wahai manusia, tidakkah Kau tahu, hambaku si Fulan pernah sakit?! Tidakkah Kau tahu, hambaku si Fulan pernah kelaparan dan kehausan?! Aku tahu, Kau mengetahui semua kenyataan itu, hanya saja Kau tidak mau peduli. Padahal jika Kau mau peduli kepada mereka, niscara Kau akan menjumpaiKu di sisi mereka.” (HR Muslim dari Abu Hurairah)

Hidup bersama-sama adalah fitrah yang Allah gariskan bagi manusia untuk menjelaskan hikmah-hikmah kehidupan. Di antara hikmah-hikmah tersebut adalah perintah untuk peduli dan mencintai kemanusiaan. Melihat manusia karena kemanusiaanya, bukan karena harta, tahta, atau strata sosial yang melekat di bajunya. Harta, tahta, dan sebagainya semestinya tidak membutakan mata, hingga enggan melihat orang lain yang kurang beruntung yang sebenarnya lebih butuh dilihat dan diperhatikan.

Hidup bersama-sama juga mengajarkan, bahwa sesungguhnya manusia adalah mahluk yang saling membutuhkan satu sama lain. Bagaimanapun seseorang merasa cukup dengan dirinya, tetap saja memerlukan uluran tangan orang lain. Sebab, sudah menjadi fitrah, manusia diciptakan memiliki kelebihan yang tidak dimiliki orang lain, dan pada saat yang sama memiliki kekurangan yang bisa ditutupi oleh kelebihan orang lain.

Maka, jelas, sindiran Allah SWT dalam hadis di atas ditujukan kepada orang yang enggan membantu penderitaan yang dialami orang lain dan orang yang merasa cukup dengan dirinya sendiri.

Orang yang membantu penderitaan orang lain dikiaskan dengan perjumpaan dengan Allah SWT, yang menyiratkan bahwa yang bersangkutan akan mendapatkan puncak kenikmatan ukhrawi, yaitu berjumpa dengan Allah SWT. Sebaliknya, orang yang enggan membantu sesamamnya selama di dunia, kelak akan terhijab oleh keegganannya sendiri untuk bertemu dengan-Nya.

Tagged: , , , , , , , , ,

§ One Response to Menjumpai Allah

  • idham says:

    assalamu’alaikum.,,.,.,

    saya mau tanya tentang hadist diatas.
    HR Muslim pada kitab apa? nomor berapa?

    saya mo coba baca langsung.

    jazzakallah khair

    Like

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

What’s this?

You are currently reading Menjumpai Allah at Warung Nalar.

meta

%d bloggers like this: