Kopaja
28 May 2009 § Leave a comment
di P20,
ada bahu yang saling sapa namun tanpa makna
ada mata yang saling pandang namun kosong
ada senyum yang saling terlempar namun hambar
ada kebersamaan di sana namun semu belaka
bersama tapi soliter…
ramai tapi sepi, sendiri…
seperti sendiri ragamu yang hanya menemaniku
sepi, tanpa jiwa…
mungkin kau tak sadar
dusta bisa hadir tanpa kausadari
karena kau tak pernah menyadari di luar dirimu
di 612,
cahaya itu tertahan jendela kaca
lalu meresap memasuki ruangan ramai tapi hampa
aku harus menutup hidung, mulut, dan mata
sebab cahaya yang telah dijamah kaca
membuat titik-titik debu semakin nyata
titik-titik debu liar, saling bertubruk, tak teratur, kacau, di mana-mana
haruskah kupecah saja kaca jendela?
atau kubiarkan saja dengan meninggalkan tulisan untuk dibaca
: maaf, tidak ada cahayamu yang kedua
Kemang, 28 Mei 2009
Leave a Reply