Antologi Status [4]

6 October 2009 § 1 Comment


Status-status facebook pilihan yang ditulis dalam rentang 16 Sepetember – 1 Oktober 2009
——————————————————————————————

“Sebentar. Maaf, sebentar.”
“Ada apa, Mas?”
“Ada yang tertinggal.”
“Apa itu?”
“Jejak pesonamu di hatiku.” [22 September 2009/18:30]

Bila kau menghilang, kepada kau lain aku mengharap datang. Namun, jika Gusti hilang dari hati, kepada siapa aku mengharap pengganti? [21 September 2009/17:30 WIB]

“Abahmu punya cangkul?”
“Cangkul, Mas?!”
“Iya, cangkul. Kalau punya, aku mau pinjam.”
“Tak tahu aku, Mas. Tapi, buat apa, malam-malam seperti ini minta cangkul?”
“O, tidak buat apa-apa. Aku cuma mau menggali. Sebab, sepertinya ada cinta terpendam dalam hatiku.” [26 September 2009/20:26 WIB]

Bagaimana bisa engkau merindu, sementara ia hadirmu. Bukanlah pengasih sejati sehingga ia menyeru kekasihnya, “Wahai aku!” [17 September 2009/00:28 WIB]

Sebab aku tak tahu, apakah Tuhan merindu hadirku atau tidak, maka, saat ini, aku memilih berpulang ke hadirat emakku saja, yang rindunya adalah pasti. Mudik. [17 September 2009/14:29 WIB]

Dan, adapun aku? Aku tak pernah rindu emakku. Sebab, dekat atau jauh kulitnya yang semakin lekang oleh waktu, jiwanya yang abadi telah bersemayam di sepojok ruang benderang hatiku. [17 September 2009/22:16 WIB]

Jika kemudian aku pulang, itu semata agar emakku senang. Dan, bila kemudian di dekat emak aku senang, itu karena aku senang melihatnya senang. [18 September 2009/14:42 WIB]

Jutaan orang, dengan berbagai kendaraan, kembali ke kampung. Di sana, tidak ada aku yang pegawai swasta, tidak ada kau yang pegawai negeri, tidak ada ia yang buruh. Semuanya satu warna: orang kampung. Seperti air yang mengalir dari berbagai mana, akan kembali kepada satu warna dan rasa: laut. Ah, seperti hidup, beragam diri akan kembali kepada yang satu: Tuhan. [19 September 2009/00:16 WIB]

Betapa Tuhan lebih banyak menjaga aib kita daripada menampakkan kebaikan kita, di mata orang-orang. [22 September 2009/15:57 WIB]

Jika kau pernah berkhianat di balik punggung kekasihmu, simpan saja itu sebagai rahasia hati. Sebab, saat kekasihmu tak tahu pengkhianatan itu, Tuhan sedang menjaga aibmu. Lalu, kau hanya perlu menyesal dan berjanji tak akan mengulangi.[19 September 2009/04:29]

Laku dan kata merasuk sukma, menjejak lara. Jika saat itu, mata tiada ruang untuk bertatap, kata tak mampu berucap, tangan tak kuasa berjabat, tebar saja maafmu ke langit untuk diterbangkan angin. Biar aku menjaringnya. [19 September 2009/13:08 WIB]

Marah yang dipelihara dapat memperkeruh jiwa, menjadi pupuk penyubur dendam. Obat semua itu adalah memaafkan. [19 September 2009/22:47 WIB]

Cium-tangan seorang wanita kepada kekasihnya adalah rasa hormat. Dan, cium-tangan seorang lelaki kepada kekasihnya adalah rasa sayang. Dengan menghormati, seorang wanita menyayangi. Dan, dengan menyayangi, seorang lelaki menghormati. [22 September 2009/21:14 WIB]

Bagaimana bisa kau mengharap segala rupa pahala kepada Tuhan untuk segenap amal kebajikan yang kaukerjakan, sementara, semua amal itu takkan pernah terjadi jika Ia tak menghendaki. Maka, sungguh, tak ada yang pantas terucap untuk kebajikanmu selain kalimat syukur. [23 Septermber 2009/01:09 WIB]

Tidak sopan! Kangen ini datang tanpa pamit, tiba-tiba. Lalu, lihat saja, nanti, ia pulang tanpa izin, begitu saja. Jika saja berbentuk orang, sudah kutampar berkali-kali itu kangen. [23 September 2009/11:40 WIB]

Bila gambar gunung hasil bidikan kameramu kurang bagus, yang bisa kaulakukan hanya mengubah sudut bidikan untuk mendapatkan gambar yang bagus. Sebab, kau takkan pernah mampu mengubah posisi gunung itu, sama sekali. Begitulah, menikmati hidup hanya soal sudut pandang. [24 September 2009/13:29]

Tuhan tahu, kau lemah. Maka, Ia ringkas kewajiban salat lima puluh waktu menjadi lima waktu. Dan, Ia pun paham, dalam kelemahanmu, kau selalu berharap banyak. Maka, Ia jadikan lima kebaikan berpahala lima puluh kebaikan. [25 September 2009/08:32 WIB]

Benar-benar sulit memperbarui status hari ini. Sungguh, benar-benar sungguh sulit memperbarui status dari lajang menjadi duda. [26 September 2009/13:50 WIB]

Jika kauminta aku jelaskan alasan datangku, suatu saat, aku akan mudah katakan alasan pulangku. Jadi, biarkan saja rahmat rasa ini ada apa adanya. Kau hanya perlu biarkan aku menjaganya, untukmu. [27 September 2009/20:21 WIB]

Bersyukurlah! Sebab, ternyata, dari segi rasa, warna, dan rupa, UPIL tak lebih menjijikan ketimbang CONGEK. Bayangkan saja seandainya yang di hidung adalah CONGEK. [tak terlacak]

Kebahagiaan dan ketakbahagiaan terbangun bukan dari materi, melainkan persepsi atas materi. Hanya dengan membangun persepsi positif, kau akan bahagia dengan apa pun yang kaumiliki. [29 September 2009/10:26 WIB]

Wahai Langit, jika ingin menangis, turunkan air matamu baik-baik. Jika kau tak lagi mau jadi atap, di bawah atap mana lagi kami berlindung. Wahai Bumi, jika ingin marah, lakukanlah sekadar saja. Jika kau tak mau lagi kami jadikan tempat berpijak, di mana lagi kaki ini akan berdiri. Sedang-sedang saja, wahai langit dan bumi, kalian berpolah, agar pagelaran kalian menjadi nikmat buat kami. [30 September 2009/22:29 WIB]

Bencana ini pulang lalu datang, pergi kemudian kembali, tak lelah. Oke, sudah Kaubiarkan alam bertingkah. Selanjutnya, dengan upaya dan doa, mudahkan kami berbenah. [30 September 2009/23:25 WIB]

Jika sabar tak membuatmu bahagia, tak sabar barangkali akan membuatmu celaka. [17 September 2009/21:24 WIB]

* * *

Untuk melihat sumber, klik ini.

Advertisement

Tagged: , , ,

§ One Response to Antologi Status [4]

  • returnowl says:

    Kebanyakan orang menulis status diFB adalah menginginkan sebuah respon dari teman yang dia miliki…semakin ramai semakin menarik tentunya dan berarti semakin banyak teman yang dia miliki (menurutku). Tapi dari sini aku belajar…mungkin bukan hanya itu saja tujuannya…

    Like

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

What’s this?

You are currently reading Antologi Status [4] at Warung Nalar.

meta

%d bloggers like this: