Ali

17 February 2010 § Leave a comment


Banyak pemuka kesatria sufi menelusuri garis silsilah mereka kembali kepada Ali, belum tentu karena mereka Syiah, kata Tamim Ansary, tapi karena Ali secara legendaris terkenal sebagai kesatria sempurna, kombinasi ideal kekuatan, keberanian, kesalehan dan kehormatan. Dalam Syiah memang tidak ada sahabat-Rasul yang paling istimewa selain Ali. Tamim melanjutkan, Syiah merasa bahwa otoritas keagamaan mutlak dan turun-temurun dimiliki oleh seorang tokoh yang disebut imam, yang merupakan wakil Allah di bumi. Dan selalu ada satu imam di dunia, tidak pernah ada dua; dan imam sejati sebuah zaman selalu diturunkan dari Rasul melalui putrinya Fathimah, yang tak lain adalah istri Ali.

Saya sendiri tumbuh dalam tutur dan literatur yang tak mengistimewakan salah seorang sahabat tertentu. Setiap sahabat adalah istimewa di hati Rasul, dengan keistimewaan masing-masing. Abu Bakar adalah sahabat Rasul sejak kecil, yang kemudian menjadi mertua Rasul. Rasul pernah berujar tentang Abu Bakar, “Jika orang lain akan meminta waktu untuk berpikir saat aku menyampaikan Islam, tidak demikian dengan Abu Bakar. Ia menerima Islam tanpa ragu dan tak butuh waktu.”

Umar adalah jawaban Tuhan untuk Rasul. Rasul pernah berdoa, “Tuhan! Kuatkanlah Islam dengan salah satu dari dua Umar: Umar ibn Khathab dan Amr ibn Hisyam.” Amr ibn Hisyam tak lain adalah Abu Jahal. Selain Abu Jahal, Umar adalah sosok pemberani cenderung kejam. Jika salah satu dari mereka memeluk Islam, Islam di Makkah akan berwibawa dan ditakuti. Dan, ternyata, pilihan Tuhan adalah Umar ibn Khathab—yang kemudian memeluk Islam secara dramatis dan mengharukan: takluk oleh air mata saudarinya yang menetes oleh tamparan Umar.

Sedangkan Utsman adalah menantu Rasul dengan menikahi Ruqayah. Setelah Ruqayah wafat, Utsman menikahi putri-Rasul yang lain, Ummu Kultsum. Sebab itulah Utsman bergelar Dzû al-Nurayn atau “orang yang memiliki dua cahaya”. Maksudnya adalah dua cahaya hati Rasul: Ruqayah dan Ummu Kultsum.

Ali? Ali adalah sepupu Rasul sekaligus menantunya. Sejak muda telah dikenal sebagai kesatria. Dialah pemuda tujuh belas tahun yang menempati tempat tidur Rasul untuk mengelabui orang-orang yang hendak menjadikan Rasul sebagai target pembunuhan—Rasul kemudian keluar dari Makkah secara sembunyi-sembunyi bersama Abu Bakar, menuju Yatsrib (Madinah). Ali sangat sadar, menempati tempat tidur Rasul sama saja dengan menyerahkan nyawa. Orang-orang musyrik bisa saja meyakini jika ia adalah Rasul yang tertidur lelap, lalu dengan mudah menikamnya.

Saya akan menukil kisah lain tentang kekesatriaan Ali. Kali ini dari buku Destiny Disrupted: A History of The World through Islamic Eyes karya Tamim Ansary, seorang sejarawan dan sastrawan dunia kelahiran Afghanistan—yang akan segera diindonesiakan oleh Penerbit Zaman menjadi Dari Puncak Bagdad: Sejarah Dunia Versi Islam. Anda tahu, saya benar-benar terharu oleh sepenggal kisah ini, kisah tentang keberanian, keromantisan, dan religiusitas …

Dalam satu pertempuran penting pada masa-masa awal Islam, seorang pemuda menuju Ali sambil mengayunkan pedangnya.

“Kau tidak tahu siapa aku?! Ah, bodoh! Aku Ali! Kau tidak akan mampu mengalahkanku. Justru aku yang akan membunuhmu. Kenapa kau masih nekat?”

“Karena aku sedang jatuh cinta,” kata pemuda itu. “Dan, kekasihku berkata jika aku mampu membunuhmu, dia akan menjadi milikku sepenuhnya.”

“Tapi, jika kita berduel, kemungkinan justru aku yang akan membunuhmu.”

“Adakah yang lebih baik daripada terbunuh demi cinta?!”

Ali luluh oleh penuturan terakhir si pemuda. Ia melepas helm besinya lalu menjulurkan lehernya.

“Tebaslah aku di bagian ini,” kata Ali seraya menunjuk lehernya.

Akan tetapi, melihat kesediaan Ali untuk mati demi cinta, giliran hati pemuda itu terbakar dan luluh, mengubah cintanya kepada wanita menjadi sesuatu yang lebih tinggi: cinta kepada Tuhan. Dalam sesaat, Ali mengubah pemuda biasa menjadi seorang sufi tecerahkan.[]

Tagged: , , , ,

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

What’s this?

You are currently reading Ali at Warung Nalar.

meta

%d bloggers like this: