Khatib al-Nasa ‘Ala Qadri ‘Uqulihim
4 August 2015 § 1 Comment
Isi lagu dangdut “Oplosan” (“Banyu Setan” atau “Air Setan”) itu dakwah lho. … tutupen botolmu … tutupen oplosanmu … emanen nyawamu … ojo mbok terus-teruske … Musik religi. Mengajak peminum miras oplosan untuk berhenti mengonsumi. Amar makmur nahyi mungkar. Mungkin hanya karena musik pengiringnya dangdut oplosan dan penyanyinya bukan spesialis lagu religi jadi dianggap bukan musik religi.
Kita bisa sebut lagu itu tercakup dalam makna “khatib al-nasa ‘ala qadri ‘uqulihim“. Dakwahi orang-orang sesuai dengan kadar nalar mereka. Barangkali pencipta lagu oplosan itu terilhami dari kenyataan bahwa penyuka miras oplosan itu mungkin juga adalah penyuka dangdut oplosan. Pencipta lagu itu ingin “menceramahi” penyuka miras oplosan dengan sesuatu yang masuk dalam nalar mereka. Disukai mereka. Yang fun menurut mereka. Bayangkan masyarakat penyuka miras oplosan sekaligus penyuka dangdut oplosan didakwahi dengan lagu-lagu Opick yang puitis, liris, dan mengajak menangis.
Mestinya Anda sebut lagu “Oplosan” itu brilian. Bukan lebay. Memang brilian.
Sudakah Anda lihat versi orisnial “Oplosan” yang kalah populer ketimbang macam-macam versinya itu?
Yupz….
berdakwah sesuai dg orang yg didakwahi…….
:)
LikeLike