Malam Nishfu Sya’ban dan Peristiwa Lain di Bulan Sya’ban

2 March 2023 § Leave a comment


Waktu jadi istimewa karena peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di dalamnya.

Termasuk bulan Sya’ban.

Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki mengumpulkan beberapa peristiwa penting dalam Islam yang terjadi di bulan Sya’ban.

Ia paparkan dalan karyanya, “Madza fi Sya’bana”.

“Ada Apa di Bulan Sya’ban”.

Berikut ini di antaranya.

PINDAH KIBLAT

Saat masih di Makkah, kiblat shalat Nabi adalah Baitul Maqdis.

Tapi, jika shalat, Nabi selalu ambil posisi yang mengarah ke Ka’bah sekaligus.

Nabi menyukai Ka’bah karena sebelumnya jadi kiblat Nabi Ibrahim.

Nah, ketika hijrah ke Madinah, Nabi tetap diperintahkan menghadap Baitul Maqdis saat shalat. Dan itu bikin Nabi, kira-kira, sedih hati, karena Nabi tidak bisa menghadap ke arah Ka’bah lagi.

Sebab, posisi Baitul Maqdis di utara Madinah, sementara posisi Ka’bah Makkah di selatan Madinah. Berlawanan arah.

Tapi, perintah Allah tetap perintah. Nabi mesti tetap menghadap Baitul Maqdis saat shalat.

Pada saat yang sama, Baitul Maqdis juga sudah lama jadi kiblat kaum Yahudi, penduduk mayoritas Madinah.

Melihat Nabi dan umat Islam berkiblat ke Baitul Maqdis, kaum Yahudi senang. Mereka berpikir, Nabi berkiblat ke Baitul Maqdis karena ikut-ikutan mereka.

Dan itu jadi bahan untuk meledek Nabi.

“Muhammad ini berlagak beda dengan kita. Tapi, kiblatnya ikut kita juga.”

Begitu, kira-kira, kata orang-orang Yahudi.

يخالفنا محمد ويتبع قبلتنا

Nah, kombinasi kecintaan Nabi pada Ka’bah dan ledekan Yahudi itu bikin Nabi pengin sekali pindah kiblat ke Ka’bah.

Digambarkan dalam Alquran, Nabi sampai sering sekali memandangi langit, berharap turun wahyu perintah pindah kiblat ke Ka’bah.

قَدۡ نَرَىٰ تَقَلُّبَ وَجۡهِكَ فِی ٱلسَّمَاۤءِ

Sampai akhirnya, setelah tujuh belas bulan berkiblat ke Baitul Maqdis selama di Madinah, Nabi mendapat wahyu untuk pindah kiblat ke kiblat idaman, yaitu Ka’bah, Masjidil Haram.

فَلَنُوَلِّیَنَّكَ قِبۡلَةࣰ تَرۡضَاهَا فَوَلِّ وَجۡهَكَ شَطۡرَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ (البقرة: ١٤٤)

Nah, menurut satu pendapat, pemindahan kiblat ke Ka’bah itu terjadi pada hari Selasa, pertengahan bulan Sya’ban, tahun kedua Hijriah.

BULAN SHALAWAT NABI

Di antara keistimewaan Sya’ban adalah, pada bulan ini, tahun kedua Hijriah, turun ayat perintah untuk bershalawat Nabi. Ayatnya populer.

إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَائكَتَهُ یُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِیِّ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَیۡهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسۡلِیمًا (الأحزاب: ٥٦)

Karena itu, Sya’ban disebut “syahr al-shalah ‘ala al-Nabi”. Bulan shalawat Nabi.

MALAM NISHFU SYA’BAN

• Hadis Keutamaan Malam Nishfu Sya’ban

Malam Nishfu Sya’ban ini momen paling populer di bulan Sya’ban.

Cukup banyak hadis tentang keutamaan malam tengah bulan Sya’ban tersebut. Ada yang dinilai shahih. Namun, mayoritas berkualitas dhaif.

(Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki mengumpulkan hadis-hadis tersebut dalam “Madza fi Sya’bana”. Anda bisa merujuknya jika mau).

Namun, menurut mayoritas ulama–bahkan dianggap sebagai kesepakatan para ulama–hadis dhaif boleh diamalkan jika terkait fadhailul a’mal (amalan-amalan yang baik). Bukan hadis yang terkait dengan halal-haram atau akidah.

• Menghidupkan Malam Nishfu Sya’ban

Maksudnya, mengisi malam Nishfu Sya’ban dengan kegiatan atau amalan bernilai ibadah.

Ada dua pendapat umum tentang ini: bid’ah dan bukan bid’ah.

Bid’ah. Alasannya: dilarang menetapkan ibadah-ibadah tertentu pada waktu-waktu tertentu jika tidak ada dalilnya.

Bukan bid’ah. Alasannya: amalan-amalan tertentu pada malam Nishfu Sya’ban tercakup dalam dalil umum.

Dalil umum mengisyaratkan: zikir dianjurkan kapan saja.

إِنَّ فِی خَلۡقِ ٱلسَّمَاوَاتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱخۡتِلَـافِ ٱلَّیۡلِ وَٱلنَّهَارِ لَـَٔایَاتࣲ لِّأُو۟لِی ٱلۡأَلۡبَـٰبِ. ٱلَّذِینَ یَذۡكُرُونَ ٱللَّهَ قِیَـٰمࣰا وَقُعُودࣰا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمۡ وَیَتَفَكَّرُونَ فِی خَلۡقِ ٱلسَّمَاوَاتِ وَٱلۡأَرۡضِ رَبَّنَا مَا خَلَقۡتَ هَـٰذَا بَاطِلࣰا سُبۡحَـانَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ (آل عمران: ١٩٠-١٩١).

عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَذْكُرُ اللَّهَ عَلَى كُلِّ أَحْيَانِهِ (رواه مسلم)

يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى: أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي، وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي، فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي، وَإِنْ ذَكَرَنِي فِي مَلَأٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلَأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ (رواه البخاري).

لَا يَقْعُدُ قَوْمٌ يَذْكُرُونَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا حَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ، وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ، وَنَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ، وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ (رواه مسلم).

Itu beberapa dalil tentang keutamaan zikir. Bahwa zikir bisa dilakukan kapan saja. Baik sendiri, maupun berjamaah.

Nah, “kapan saja” itu ya termasuk malam Nishfu Sya’ban.

Maka, kegiatan atau amalan apa pun pada malam Nishfu Sya’ban yang pokoknya memuat zikir, kayak shalat, zikir berjamaah, pengajian, dan bentuk-bentuk lain, semuanya tervalidasi oleh dalil-dalil di atas.

Karenanya, tentu saja, bukan bid’ah. Malah, dianjurkan. Apalagi, malam Nishfu Sya’ban memiliki keutamaan tertentu yang disebutkan dalam hadis-hadis.

Wallahu a’lam.

✍

REFERENSI

Lebih akurat, lebih detail, dan lebih komprehensif tentang tema ini, Anda bisa rujuk langsung ke referensi-referensi ini–tapi tidak terbatas pada:

  • Lathaif al-Ma’arif
  • Fath al-Bari
  • Madza fi Sya’bana
Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

What’s this?

You are currently reading Malam Nishfu Sya’ban dan Peristiwa Lain di Bulan Sya’ban at Warung Nalar.

meta

%d bloggers like this: