Ibnu Abbas dan Gus Mus

4 March 2021 § Leave a comment


Sayyidina Abbas, Paman Nabi, pernah ditanya,

أنت أكبر أم رسول الله ﷺ ؟

“Panjenengan atau Rasulullah yang lebih besar?”

Sayyidina Abbas paham maksudnya: Siapa yang lebih tua.

Tapi ia merasa diksinya agak kurang pas, sebab terkait Rasulullah.

« Read the rest of this entry »

Kenapa Nabi Dirayakan Hari Kelahirannya (Maulid) dan Para Kiai Dirayakan Hari Kematiannya (Haul)?

19 August 2015 § Leave a comment


Jika yang dirayakan tahunan dari junjungan kita Nabi Muhammad adalah hari lahirnya (maulid), kenapa yang dirayakan tahunan dari ahli warisnya, inggih punika para ulama, para kiai, adalah hari wafat mereka (haul)? « Read the rest of this entry »

Kenapa Dinamai “Nahdlatul Ulama”, bukan “Nuhudlul Ulama”.

7 August 2015 § 1 Comment


Kata “nahdlatul” (nahdlah) dalam “Nahdlatul Ulama” adalah isim masdar dari kata “nahadla” yang berarti “qiyam” atau “rising” atau “bangkit”. Ada isim masdar lain dari kata “nahadla“, yaitu “nuhudl“.

Lalu, kenapa para ulama pendiri Nahdlatul Ulama memilih diksi “nahdla” (“nadlatul“) untuk nama organisasinya itu? Kenapa « Read the rest of this entry »

Musim Hujan

6 October 2009 § Leave a comment


Awan-awan bergerombol.
Wajah mereka kelam, seram.
O, Tuhan, jangan kautitipkan
atau bahkan sekedar menceritakan
meski sedikit amarahmu kepada mereka.
Aku takut, mereka salah paham,
lalu dengan geram akan mengayun-ayunkan halilintar, menebar badai.
Jika marah dan Kau tak mau menyimpan sendiri amarahmu,
ceritakan saja pada hatiku. Jika mampu, akan kusimpan itu.

*Setelah membaca puisi Gus Mus di salah satu [bukan] buku [puisi]-nya, Mencari Bening Mata Air, selain setelah musim kemarau berlalu dan musim hujan melaju. Sebut saja, aku menirunya.

7532_1111672243292_1571460748_30297590_1172934_n

Where Am I?

You are currently browsing entries tagged with gus mus at Warung Nalar.