Dua Amalan Saat Nabi Muhammad Hadapi Masalah Berat
15 January 2023 § Leave a comment
Sebagai nabi dan rasul, Nabi Muhammad jelas memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki manusia biasa.
Sementara, sebagai manusia, Nabi Muhammad sama seperti umumnya kita. Memiliki sifat-sifat manusiawi. Makan, minum, tidur, berkeluarga, merasakan sakit atau berdarah jika terluka, atau sifat-sifat manusiawi lainnya, termasuk merasakan beban jika menghadapi masalah-masalah berat dan sulit.
Nah, jika menghadapi masalah berat dan sulit, Nabi Muhammad melakukan minimal dua amalan.
Pertama, shalat. Shalat jadi kesukaan Kanjeng Nabi jika menghadap masalah berat.
كان النبي صلى الله عليه وسلم إذا حزبه أمر صلى (رواه أبو داود)
Shalat Nabi dalam kondisi ini merupakan bentuk pengamalan firman Allah.
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ (البقرة: 45)
“Mohonlah pertolongan (kepada Allah) melalui sabar dan shalat.”
Amalan kedua yang Nabi lakukan ketika menghadapi masalah sulit adalah istighatsah.
كان النبي صلى الله عليه وسلم إذا كربه أمر قال: يا حي يا قيوم برحمتك أستغيث (رواه الترمذي)
Dan istighatsah Kanjeng Nabi adalah dengan wiridan …
يا حي يا قيوم برحمتك أستغيث
(Wahai Yang Maha Hidup dan Yang Maha Menanggung Urusan Makhluk, dengan rahmat-Mu, aku mohon pertolongan).
Apa beda istighatsah dan doa?
Istighatsah adalah permintaan kepada Allah dari orang yang sedang tertimpa masalah agar diberi kekuatan menghdapai masalah.
Sementara, doa adalah permintaan kepada Allah dari manusia secara umum agar dikabulkan keinginannya.
Istighatsah dilakukan orang yang sedang mengalami kesulitan; sedangkan doa dilakukan orang yang baik sedang mengalami kesulitan maupun tidak.
Jadi, istighatsah ini lebih spesifik, sedangkan doa lebih umum. Istighatsah sudah pasti doa; doa belum tentu istighatsah.
Nah, kenapa shalat dan istighatsah? Kenapa Kanjeng Nabi melakukan dua amalan itu ketika menghadapi masalah yang dianggap berat atau sulit?
Bagi kita, umat Islam, manusia tidak hanya terdiri atas unsur lahiriah, tetapi juga terdiri atas unsur batiniah. Maka, ketika menghadapi masalah duniawi, kita tidak hanya berupaya menyelesaikan masalah itu secara lahiriah saja, tetapi juga secara batiniah. Tidak hanya menempuh upaya rasional, tapi juga upaya spiritual.
Dan, upaya batiniah atau spiritual yang diajarkan Kanjeng Nabi dalam menghadapi masalah adalah dengan cara shalat dan istighatsah.
Melalui shalat dan istighatsah, kita menghadap Allah dengan membawa dan menyerahkan segala keluh dan kesah masalah kita kepada Allah, dengan keyakinan Allah akan memberi kita kekuatan menghadapi dan menyelesaikan masalah tersebut.
Shalat dan istighatsah adalah ungkapan pengakuan bahwa Allah maha kuasa membebaskan kita dari masalah berat dan sulit. Seberat dan sesulit apa pun masalah yang kita hadapi, bagi Allah ringan dan mudah saja. Bahkan tidak ada apa-apanya.
Sehingga, dengan keyakinan seperti itu, kita selalu punya harapan. Harapan itulah yang membuat kita bersabar dan bertahan menghadapi masalah.
Dengan shalat dan istighatsah, kita melibatkan Allah dalam menjalani kehidupan.
Orang yang selalu melibatkan Allah dalam hidup, tidak akan mudah jatuh tersungkur oleh masalah dan akan mudah bersyukur ketika mampu menyelesaikan masalah.
Sehingga, orang beriman seperti kita, semestinya tidak mudah stres, depresi, apalagi mengalami gangguan psikologis lainnya dalam menghadapi masalah. Orang beriman mestinya punya jiwa yang sehat dan spiritual yang stabil.
Sebab, kita memiliki benteng jiwa, benteng batiniah, benteng spiritual, berupa shalat dan istighatsah … yang membuat kita selalu terhubung dengan Allah, Dzat yang menanggung semua urusan makhluk.
Namun, sekali lagi, shalat dan istighatsah ini adalah upaya batiniah dan spiritual, sebagai pendamping upaya lahiriah dan rasional dalam menghadapi masalah.
Kedua upaya spiritual dan rasional itu mesti dilakukan secara bersamaan dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah.
Wallahu a’lam.
Leave a Reply